Penerjemah: al ustadz Abu Utsman Kharisman
Pertanyaan: Sekelompok orang pergi dalam suatu perjalanan yang jaraknya lebih dari 150 km. Mereka melakukan shalat maghrib. Setelah selesai shalat maghrib, makmum berkata kepada imam: Mari kita lakukan jamak shalat (dengan Isya, pent). Setelah bermusyawarah, mereka bangkit lagi melakukan shalat jamak. Setelah selesai shalat, salah seorang dari mereka berkata bahwa imam tidaklah berniat jamak sebelumnya sehingga mereka harus mengulang shalat, melakukan shalat masing-masing pada waktunya. Bagaimana pendapat anda dalam masalah ini?
Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah: Pendapat yang benar adalah bahwa jika didapati penyebab untuk melakukan shalat jamak, apakah itu safar, sakit, hujan, atau sebab lain yang membolehkan jamak, maka jamak boleh dilakukan. Sama saja apakah berniat (untuk jamak) itu sebelum shalat (yang pertama) ataupun setelah shalat (yang pertama). Atas dasar ini, perbuatan para ikhwah tersebut sudah benar. Mereka tidaklah dihalangi (melakukan hal itu) selama mereka masih dalam safar (perjalanan) jauh. (Liqa’ al-Baab al-Maftuh (2/32))
Naskah Asli Fatwa dalam Bahasa Arab:
السؤال ذهب أناس رØلة، والمساÙØ© أكثر من (150كم)ØŒ Ùصلَّوا صلاة المغرب، وبعد أن صلوا المغرب قالوا للإمام: اجمع بنا، وبعد المشاورة قاموا Ùجمعوا، Ùلما انتهت الصلاة قال Ø£Øدهم: ما كانت نية الإمام الجمع Ùلا بد أن تعيدوا الصلاة، أو أن تصلوها ÙÙŠ وقتها، Ùما قولكم ÙÙŠ المسألة؟ الجواب الصØÙŠØ Ø£Ù†Ù‡ إذا وجد سبب الجمع سواء ÙÙŠ سÙر، أو مرض، أو مطر، أو غير ذلك من الأسباب التي ØªØ¨ÙŠØ Ø§Ù„Ø¬Ù…Ø¹ Ùإن الجمع جائز سواء نواه قبل الصلاة أو بعد الصلاة، وعلى هذا ÙÙÙعل هؤلاء الإخوة جائز، ولا ÙŠÙعْتَرَض عليهم ما داموا ÙÙŠ سÙر بعيد .
Sumber Artikel: https://salafy.or.id/blog/2020/02/10/niat-jamak-baru-muncul-setelah-shalat-pertama/ | Salafy.or.id